Menatap wajahmu di atas sana
Berselimutkan méga
Bermandikan cahya gemilang
Ada setitik senyum
Mungkin untukku
Semilir angin
Menggoyang dedaunan
Menerbangkan debu rindu
Yang tersaput awan
Menciptakan garis cinta
Yang tak pernah terucap
Ingin kusapa engkau
Sambil kuberikan seikat kembang mawar
Yang baru kupetik di puncak Himalaya
Namun
Ada sejuta tanya tersimpan di dada
Adakah ruang kosong di hatimu?
Ah, lebih baik kusimpan saja
Biarkan kembang ini layu sendiri dalam genggaman
Biarlah engkau bersinar untuk yang lain
Biarkan aku hanya merindu
Karena aku hanyalah seékor Pungguk...
(Vijayakusuma, 10 Maret 2014)
No comments:
Post a Comment