Sinar mentari mulai pudar
Awan beriringan ditiup angin
Bergerombol
Berbaris bagaikan laksaan tentara yang siap berperang
Gemuruh angin menghantar teriakan halilintar di angkasa
Kilatan listrik alam menyengat apa saja yang nampak di muka bumi
Hangus dan terbakar seketika
Terkapar dan mati
Aku yang berdiri di atas bukit
Mengharap keajaiban
Menunggu wangsit dari langit
Tak jua kudapatkan apa yang kuharap
Hanya gerimis
Rambutku kelimis
Tubuhku terbebas dari najis
Tiba-tiba
Segumpal sinar panas menghantam dadaku
Terkapar
Sekarat
Maut siap menjemput
Takut
Benar-benar menakutkan
Pasrah
Kupasrahkan segalanya
Hanya pada kuasa-Nya
....................
Saat terbangun
Mataku bercahaya
Mampu menembus yang tak nampak
Mampu menghancurkan yang terkuat
Dan
Saat kuberkaca di atas lautan
Aku sadar
Ternyata aku telah menjadi bintang.
Awan beriringan ditiup angin
Bergerombol
Berbaris bagaikan laksaan tentara yang siap berperang
Gemuruh angin menghantar teriakan halilintar di angkasa
Kilatan listrik alam menyengat apa saja yang nampak di muka bumi
Hangus dan terbakar seketika
Terkapar dan mati
Aku yang berdiri di atas bukit
Mengharap keajaiban
Menunggu wangsit dari langit
Tak jua kudapatkan apa yang kuharap
Hanya gerimis
Rambutku kelimis
Tubuhku terbebas dari najis
Tiba-tiba
Segumpal sinar panas menghantam dadaku
Terkapar
Sekarat
Maut siap menjemput
Takut
Benar-benar menakutkan
Pasrah
Kupasrahkan segalanya
Hanya pada kuasa-Nya
....................
Saat terbangun
Mataku bercahaya
Mampu menembus yang tak nampak
Mampu menghancurkan yang terkuat
Dan
Saat kuberkaca di atas lautan
Aku sadar
Ternyata aku telah menjadi bintang.
(Vijayakusuma, 18 Maret 2014)
No comments:
Post a Comment